Sholawat Burdah: Sejarah, Keutamaan, dan Teks Lengkap
Penjelasan tentang Qasidah Burdah karya Imam Al-Bushiri, sejarah penulisannya, keutamaan, dan teks sholawat burdah lengkap dengan artinya.
Pengertian Qasidah Burdah
Qasidah Burdah (قصيدة البردة) adalah syair pujian kepada Nabi Muhammad SAW yang ditulis oleh Imam Al-Bushiri. Nama lengkapnya adalah Al-Kawakib Ad-Durriyah fi Madhin Khairil Bariyyah (Bintang-bintang bersinar dalam memuji sebaik-baik makhluk).
Mengapa Disebut “Burdah”?
Burdah (البردة) berarti “selimut” atau “jubah”. Dinamakan demikian karena:
Menurut kisah, Imam Al-Bushiri menderita penyakit lumpuh. Ia kemudian menulis qasidah ini sebagai permohonan kesembuhan. Dalam mimpinya, Rasulullah SAW menjenguk dan menyelimutinya dengan burdah (jubah), sehingga ia sembuh.
Pengarang Qasidah Burdah
Imam Syarafuddin Muhammad bin Sa’id Al-Bushiri
- Lahir: 608 H di Mesir
- Wafat: 696 H di Alexandria
- Julukan: Al-Bushiri (dari Bushir, Mesir)
Struktur Qasidah Burdah
Qasidah Burdah terdiri dari 160 bait yang dibagi dalam 10 pasal:
- Pasal 1: Cinta dan kerinduan kepada kekasih (Nabi)
- Pasal 2: Peringatan tentang hawa nafsu
- Pasal 3: Pujian kepada Rasulullah
- Pasal 4: Kelahiran Rasulullah
- Pasal 5: Mukjizat Rasulullah
- Pasal 6: Kemuliaan Al-Quran
- Pasal 7: Isra Mi’raj
- Pasal 8: Jihad Rasulullah
- Pasal 9: Tawassul kepada Rasulullah
- Pasal 10: Munajat dan permohonan
Bait Pembuka Burdah
أَمِنْ تَذَكُّرِ جِيرَانٍ بِذِي سَلَمِ مَزَجْتَ دَمْعًا جَرَى مِنْ مُقْلَةٍ بِدَمِ
Arti: “Apakah karena mengingat tetangga di Dzi Salam, engkau mencampurkan air mata yang mengalir dari kelopak mata dengan darah?”
Keutamaan Membaca Burdah
- Menambah kecintaan kepada Rasulullah
- Memperbanyak shalawat
- Sebagai wasilah doa
- Berkah dan ketenangan hati
Waktu Pembacaan
- Malam Jumat
- Peringatan Maulid Nabi
- Acara keagamaan
- Majelis dzikir
Rujukan
- [1] Al-Kawakib Ad-Durriyah , hlm. Qasidah Burdah